Jumat, 18 Juli 2008

SAATNYA PROMOSIKAN KEUNGGULAN BANK SYARIAH

Ditulis oleh Republika
Friday, 25 April 2008
JAKARTA – Perbankan syariah perlu menerapkan strategi komunikasi yang lebih menonjolkan keunggulan produk dan layanan. Jika selama ini bank syariah lebih mempromosikan soal halal haramnya poduk, kini yang patut dilakukan adalah lebih menonjolkan keunggulan produk dan layanan untuk menjaring nasabah.
Dari hasil pengkajian Pusat Penelitian dan Studi Kebanksentralan, yang dilakukan Bank Indonesia (BI), terdapat tiga macam nasabah perbankan di Indonesia. Ketiganya adalah nasabah nasabah loyalis konvensional, loyalis syariah, dan menggambang. Dari ketiga macam nasabah tersebut, nasabah mengambang memiliki jumlah terbesar sekitar 80 persen.Peneliti Senior BI, Ascarya mengatakan, dari hasil pengkajian itu, nasabah loyalis konvensional dan syariah hanya mengkomposisi sekitar 20 persen. Karena itu, Ascarya mengatakan, jika ingin membesarkan market share bank syariah, sasarannya adalah nasabah yang mengambang. ''Untuk membidik yang mengambang itu, perlu mempromosikan keunggulan produk dan layanan bank syariah,'' ujarnya kepada Republika, Rabu, (23/4).Menurutnya, keunggulan bank syariah yang perlu dipromosikan diantaranya, keadilan dan transparansi transaksi perbankan syariah serta bagi hasil perbankan syariah yang cukup kompetitif. Hal tersebut menurutnya, bisa menjadi senjata ampuh dalam meyakinkan nasabah mengambang.Saat ini, menurut Ascarya, strategi komunikasi yang diterapkan sebagian besar bank syariah di Indonesia masih membidk nasabah loyalis syariah. Karena itu, sebagian besar strategi komunikasi yang dijalankan masih seputar halal-haram produk dan layanan yang diberikan. ‘’Kalau berjalan seperti ini, perkembangan perbankan syariah akan cenderung berjalan lambat dan kontra produktif,’’ katanya.Namun Ascarya tidak mempersoalkan penerapan strategi halal-haram yang diterapkan salah satu bank umum syariah (BUS). Menurutnya, BUS tersebut memang membidik segmentasi itu. Ascarya tetap mendukung strategi tersebut agar nasabah yang loyalis syariah juga makin banyak. ''Tapi, kalau bisa jangan semuanya,’’ ujarnya.Pemimpin Divisi Syariah Bank Jabar, Rukmana, mengakui pentingnya penerapan strategi komunikasi perbankan syariah yang menonjolkan keunggulan produk dan layanan. Menurutnya, untuk dapat bersaing dengan perbankan konvensional, perbankan syariah harus mampu memberikan kualitas produk dan layanan setara, bahkan lebih baik dari bank konvensional.Rukmana menyebutkan, saat ini, margin bagi hasil deposito perbankan syariah tak kalah kompetitif dibandingkan bunga deposito perbankan konvensional. Sebagai contoh, realisasi margin bagi hasil deposito Bank Jabar Syariah per Maret lalu tercatat sekitar tujuh persen. ‘’Jadi, saya kira bank syariah tak kalah kompetifi dibandingkan bank konvensional. Bahkan, saya kira bank syariah harus lebih baik,’’ ujarnya.Hingga 23 Maret 2008, menurut Rukmana, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Jabar Syariah tercatat sebesar Rp 161 miliar. Sedangkan, penyaluran pembiayaan dan aset divisi syariah Bank Jabar masing-masing tercatat sebesar Rp 342 miliar dan Rp 540 miliar.Berdasarkan data publikasi Bank Indonesia (BI), hingga Februari lalu, aset perbankan syariah tercatat meningkat 33 persen menjadi Rp 36,846 triliun dari posisi sama tahun lalu Rp 27,69 triliun. Sedangkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per Februari lalu tercatat naik 36 persen menjadi Rp 28,731 triliun dibandingkan periode serupa tahun lalu Rp 21,054 triliun. Sementara, penyaluran pembiayaan per Februari lalu juga tercatat meningkat 36 persen menjadi Rp 27,878 triliun dari periode serupa tahun lalu Rp 20,463 triliun. Meski demikian, pangsa perbankan syariah masih berada di bawah dua persen.Data publikasi BI menyebutkan, hingga Januari, aset perbankan tercatat sebesar Rp 35,836 triliun atau mengkomposisi 1,85 persen dari total industri perbankan nasional. Industri hingga Januari lalu memiliki aset total senilai Rp 1.940,843 triliun. (aru)
Republika, 24/4/2008

Tidak ada komentar: